VALIDASI DARI ESTIMASI KERAPATAN DAN BIOMASSA MANGROVE MENGGUNAKAN INDEKS VEGETASI DENGAN CITRA SATELIT SENTINEL-2A DI PANTAI BLEKOK, KABUPATEN SITUBONDO, JAWA TIMUR

Main Article Content

Umi Zakiyah

Abstract

Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan yang ada di darat maupun yang ada di laut. Selain itu wilayah pesisir merupakan suatu ekosistem yang ada kaitannya atau berhubungan erat dengan ekosistem lain yang ada di sekitarnya, sebagai contoh beberapa ekosistem utama di pesisir Indonesia adalah pantai, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, estuaria, dan pulau-pulau kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kerapatan mangrove di Pantai Blekok, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo berdasarkan data lapang dan dan citra satelit Sentinel-2A serta menganalisis jumlah dari estimasi besarnya biomassa mangrove di Pantai Blekok, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo berdasarkan data lapang dan citra satelit Sentinel-2A. Hasil pengamatan lapang hampir seluruhnya menunjukkan nilai diatas 39 ind/are (lebat). Pada hasil nilai DVI rata-rata menunjukkan kanopi mangrove dengan kerapatan tinggi karena hampir semua hasilnya diatas 0,098 sama halnya dengan nilai NDVI hampir semua hasilnya diatas 0,43 dan di kedua indeks vegetasi ini hanya pada titik sampling 2 yang menunjukkan nilai yang rendah. Hasil dari pemodelan biomassa terbaik adalah menggunakan indeks vegetasi DVI dengan regresi power/geometri. Nilai R2 pada regresi ini >0,5 yaitu 0,5804 dan nilai perbandingan RMSE yang lebih kecil dari indeks vegetasi NDVI yaitu sebesar 352,8223. Nilai estimasi biomassa tertinggi dengan indeks vegetasi NDVI adalah pada titik sampling 4 sebesar 1049,302 ton/Ha.

Article Details

How to Cite
Zakiyah, U. (2022). VALIDASI DARI ESTIMASI KERAPATAN DAN BIOMASSA MANGROVE MENGGUNAKAN INDEKS VEGETASI DENGAN CITRA SATELIT SENTINEL-2A DI PANTAI BLEKOK, KABUPATEN SITUBONDO, JAWA TIMUR. JECE - Journal of Empowerment Community and Education, 1(3). Retrieved from https://jurnalpengabdian.com/index.php/jece/article/view/715
Section
Articles

References

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gresik, 2014. Luasan Wilayah Mangrove.

Bengen, D.G. 2001. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dahuri, R, J. Rais, SP. Ginting, M. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. (Jakarta: Pradya Publishing).

Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan Dan Perhutanan Sosial. 2006. Pedoman Inventarisasi Dan Identifikasi Lahan Kritis Mangrove. Jakarta

Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.

Muhsoni, F. F. 2018. Estimasi Stok Karbon Mangrove dengan Memanfaatkan Pemodelan Citra Satelit Penginderaan Jauh dalam Menekan Emisi CO2. Disertasi : Universitas Brawijaya.

Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif geodesi & geomatika). Bandung: Informatika, 2009.

Purwanto. A. 2015. Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Identifikasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) Di Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu. Fakultas Ilmu Pendidikan. Jurnal Edukasi. Vol 13(01). Pontianak.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. 1987. Metodologi Penelitian. CV. Rajawali. Jakarta.

Tucker. C. 1979. "Red and Photographic Infrared Linear Combinations for Monitoring Vegetation. Remote Sensing of Environment. 8. 127-150.

Yusandi, Sendi. 2015. Model Penduga Biomassa Hutan Mangrove Menggunakan Citra Resolusi Sedang Di Areal Kerja BSN Group Kalimantan Barat. Bogor: Fakultas Kehutanan.