Dampak Kegiatan Wisata Terhadap Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta

Main Article Content

Sri Haryanti Prasetiyowati

Abstract

Awal mula dibuka objek wisata alam di kawasan hutan mangrove dapat berpotensi menimbulkan dampak bagi hutan mangrove maupun ekosistem asli. Dampak yang timbul dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya objek wisata alam Pantai Pasir Kadilangu Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis spasial yang diperoleh dari olah data dengan bantuan software Arcgis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan objek wista menyebabkan dampak positif yaitu perubahan luasan hutan mangrove. Luasan hutan mangrove mengalami penambahan seluas 1.442,55 m², tercatat pada tahun 2014 seluas 3.979,20 m², sedangkan pada tahun 2019 menjadi seluas 5.421,75 m². Dampak negatif yaitu masih banyak sampah pengunjung di beberapa titik dikarenakan kurangnya penyediaan tempat sampah. Ekosistem asli yang berkurang hidup di lokasi hutan mangrove bukan disebabkan oleh objek wisata, melainkan kurangnya kesadaran masyarakat lokal yang dulu membabat hutan vegetasi untuk keperluan tambak.

Article Details

How to Cite
Prasetiyowati, S. H. (2022). Dampak Kegiatan Wisata Terhadap Hutan Mangrove Pantai Pasir Kadilangu Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. JECE - Journal of Empowerment Community and Education, 1(3). Retrieved from https://jurnalpengabdian.com/index.php/jece/article/view/709
Section
Articles

References

Abdillah, A. Y., Hamid, D., & Topowijono. (2016). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal di Kawasan Wisata (Studi Pada Masyarakat Sekitar Wisata Wendit, Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 30(1), 74-78.

Br Purba, A. W., & Ariwangsa, M. B. (2016). Analisis Daya Tarik Wisata Minat Khusus di Baliwongso Camp Desa Pengotan Kabupaten Bangli. Jurnal Destinasi Pariwisata, 4(2), 165-168.

Budiadi, Nurjanto, H. H., Hardiwinoto, S., & Primananda, E. (2016, September). Pemilihan Jenis Tanaman Untuk Mendukung Rehabilitasi Pesisir Bedasarkan Karakteristik Fisik Makro Di Muara Sungai Progo. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(3), 349-359.

Budiyarto, A. (2017). Evaluasi Kondisi Komunitas konservasi Mangrove: Studi Kasusu Lembaga Pelestari Mangrove dan Pesisir Wana Tirta Kulon Progo DIY. prosiding Seminar Nsional Geografi UMS 2017, (pp. 825-836). Yogyakarta.

Hijriati, E., & Mardiana, R. (2014). Pengaruh Ekowisata Berbasis Masyarakat Terhadap Perubahan Kondisi Ekologi, Sosial, dan Ekonomi di Kampung Batusuhunan, Sukabumi. Jurnal Sosiologi Pedesaan, 02(03), 146-159.

Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rncana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2015-2025 pasal 1,

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonsia Nomor P.37/Menhut-V/2010 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan pasal 1 ayat 10

Susilo, B. (2012). Aplikasi Pemetaan dan Analisis Spasial untuk Kajian Potensi Ternak Ruminansia Kecil di Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Pendidikan Geografi, 12(2), 61-70.

Wahyuni, S., Sulardiono , B., & Hendrarto, B. (2015). Development Strategy of Magrove Ecotourism Wonorejo, Kecamatan Rungkut Surabaya. Diponegoro Journal of Maquares, 4(4), 66-70.